Selasa, 28 Juni 2016

pengaruh penerapan sistem manajemen mutu terhadap biaya mutu pada proyek kontruksi gedung di Surabaya

Pada kasus pengaruh penerapan sistem manajemen mutu terhadap biaya mutu pada proyek kontruksi gedung di Surabaya seiring peningkatan mutu yang dilakukan perusahaan kontruksi, sering kali diikuti dengan meningkatan biaya mutu. Salah satu yang digunakan perusahaan kontruksi untuk meningkatan mutu dengan menerapkan sistem manajemen mutu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen apa saja dari sistem manajmen mutu ISO 9001:2000 yang berpengaruh terhadap biaya mutu di dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan sebelumnya, maka dapat dikembangkan suatu rangka pemikiran:
a.                  Dalam pelaksanaan proyek, salah satu resiko yang berdampak sangat serius yang menyelimuti sasaran proyek adalah resiko kegagalan mutu. Maka dari diperlukan tindakan pencegahan yang sudah direncanakan, yang akan berdampak nanti untuk kegiatan penilaian dan pemeliharaan.
b.                  Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menerapan sistem manajemen  mutu ISO 9001:2000.

Penelitian ini mengukur penilaian persepsi responden terhadap pengaruh variabel bebas atau variabel X yaitu elemen-elemen dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sedangkan variabel terikat atau variabel Y yaitu biaya mutu.  Biaya mutu yang dimaksud biaya yang dikeluarkan untuk tindakan pencegahan, kegiatan penilaian dan pemeliharaan, dan kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu yang terjadi selama proyek berlangsung.

Elemen-elemen sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang termasuk dalam variabel bebas (X) dan biaya mutu sebagai variabel terikat (Y).

Populasi obyek penelitian adalah personil kontraktor yang mengerjakan gedung di Surabaya yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu di dalam perusahaan dan di dalam proyeknya, yang dapat dilihat dari adanya sertifikasi ISO 9001:2000, dengan progress pekerjaan > 75% atau yang sudah selesai 100% dan berumur < 10 tahun (dihitung sejak penelitian ini dilakukan).
Jumlah sampel sebanyak 35 personil kontraktor dan sudah memenuhi syarat untuk penelitian survei, yaitu minim 30 sampel (Gay dan Diehl, 1992). Penentuan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti mencari sampel secara visual terlebih dahulu dengan melihat proyek-proyek yang sedang dibangun, kemudian mencari personil kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, dan bertanggung jawab terhadap penerapan sistem manajemen mutu pada proyek tersebut.
Dalam penilaian persepsi personil kontraktor proyek kontruksi pada penerapan sistem manajmen mutu ISO 9000 yang mempengaruhi biaya mutu disediakan 3 skala sesuai pertimbangannya:
a.                  Tidak berpengaruh, apabila variabel ini sama sekali tidak terkait atau tidak berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 1.
b.                  Berpengaruh, apabila variabel ini berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 2.
c.                  Sangah berpengaruh, apabila variabel ini sangat terkait atau sangat berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 3.
Pengukuran biaya mutu pada proyek kontruksi dengan kriteria dan skala pengukuran disediakan 3 ukuran pendapat yaitu:
a.                  Tinggi, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dan total biaya proyek lebih dari 0,8% diberi skor 1.
b.                  Sedang, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dan total biaya proyek sebesar 0,3% - 0,8% diberi skor 2.
c.                  Rendah, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dan total biaya proyek kurang dari 0,3% diberi skor 3.
Untuk pengolahan data primer dan sekunder dilaksanakan dengan bantuan dari sistem stastistik dan menggunakan metode regresi linier berganda. Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan elemen-elemen dari sistem manajemen mutu (variabel X) yang berpengaruh terhadap biaya mutu (variabel Y) secara parsial maupun secara simultan (bersama-sama). Persamaan umum model regresi linier yang menggunakan lebih dari satu variabel bebas adalah:

Hasil Analisa
Setelah dilakukan analisis regresi didapatkan model sebagai berikut:


            Dari output di atas diperoleh hasil bahwa tidak ada variabel yang signifikan, hal ini dilihat dari nilai p value yang > dari 0,05. Karena tidak ada variabel yang signifikan, maka dilakukan pengujian multikolinearitas, untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat kasus multikolinear (ada korelasi antar variabel bebas). Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan terdapat indikasi adanya kasus multiolinear, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang > 10. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemodelan regresi yang baik digunakan metode stepwise regression.
            Dengan menggunakan metode stepwise regression didapatkan model regresi sebagai berikut:

Berdasarkan penentuan model di atas maka selanjutnya dapat dianalisa kontribusi dari masing-masing variabel bebas.

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai, adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai, serta ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap biaya umum.
Dari tabel diatas terlihat bahwa variabel ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu (X1) mempunyai kontribusi yang paling besar, menjadi indikasi bahwa dalam penerapan sistem manajemen mutu memiliki pengaruh besar pada biaya mutu.
Begitu pula dengan variabel adanya pengendalian terhadap dokumen dan record yang memadai (X2), mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap biaya mutu. Tetapi, dari model regresi yang didapat, dinyatakan bahwa variabel X2 berpotensi menambah biaya mutu.
Sumber:

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12570-Paper.pdf