Pada kasus pengaruh penerapan sistem manajemen mutu
terhadap biaya mutu pada proyek kontruksi gedung di Surabaya seiring
peningkatan mutu yang dilakukan perusahaan kontruksi, sering kali diikuti
dengan meningkatan biaya mutu. Salah satu yang digunakan perusahaan kontruksi
untuk meningkatan mutu dengan menerapkan sistem manajemen mutu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
elemen-elemen apa saja dari sistem manajmen mutu ISO 9001:2000 yang berpengaruh
terhadap biaya mutu di dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan
sebelumnya, maka dapat dikembangkan suatu rangka pemikiran:
a.
Dalam pelaksanaan proyek, salah satu
resiko yang berdampak sangat serius yang menyelimuti sasaran proyek adalah
resiko kegagalan mutu. Maka dari diperlukan tindakan pencegahan yang sudah
direncanakan, yang akan berdampak nanti untuk kegiatan penilaian dan
pemeliharaan.
b.
Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah dengan menerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.
Penelitian ini mengukur penilaian persepsi responden
terhadap pengaruh variabel bebas atau variabel X yaitu elemen-elemen dari
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sedangkan variabel terikat atau variabel Y
yaitu biaya mutu. Biaya mutu yang
dimaksud biaya yang dikeluarkan untuk tindakan pencegahan, kegiatan penilaian
dan pemeliharaan, dan kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu yang terjadi
selama proyek berlangsung.
Elemen-elemen sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 yang termasuk dalam variabel bebas (X) dan biaya mutu sebagai
variabel terikat (Y).
Populasi obyek penelitian adalah personil kontraktor
yang mengerjakan gedung di Surabaya yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu
di dalam perusahaan dan di dalam proyeknya, yang dapat dilihat dari adanya
sertifikasi ISO 9001:2000, dengan progress
pekerjaan > 75% atau yang sudah selesai 100% dan berumur < 10 tahun
(dihitung sejak penelitian ini dilakukan).
Jumlah sampel sebanyak 35 personil kontraktor dan
sudah memenuhi syarat untuk penelitian survei, yaitu minim 30 sampel (Gay dan
Diehl, 1992). Penentuan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti mencari
sampel secara visual terlebih dahulu dengan melihat proyek-proyek yang sedang
dibangun, kemudian mencari personil kontraktor yang mengerjakan proyek
tersebut, dan bertanggung jawab terhadap penerapan sistem manajemen mutu pada
proyek tersebut.
Dalam penilaian persepsi personil kontraktor proyek
kontruksi pada penerapan sistem manajmen mutu ISO 9000 yang mempengaruhi biaya
mutu disediakan 3 skala sesuai pertimbangannya:
a.
Tidak berpengaruh, apabila variabel ini
sama sekali tidak terkait atau tidak berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi
skor 1.
b.
Berpengaruh, apabila variabel ini
berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 2.
c.
Sangah berpengaruh, apabila variabel ini
sangat terkait atau sangat berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 3.
Pengukuran biaya mutu pada proyek kontruksi dengan
kriteria dan skala pengukuran disediakan 3 ukuran pendapat yaitu:
a.
Tinggi, apabila biaya mutu yang
dikeluarkan dan total biaya proyek lebih dari 0,8% diberi skor 1.
b.
Sedang, apabila biaya mutu yang
dikeluarkan dan total biaya proyek sebesar 0,3% - 0,8% diberi skor 2.
c.
Rendah, apabila biaya mutu yang
dikeluarkan dan total biaya proyek kurang dari 0,3% diberi skor 3.
Untuk pengolahan data primer dan sekunder
dilaksanakan dengan bantuan dari sistem stastistik dan menggunakan metode
regresi linier berganda. Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan elemen-elemen dari sistem manajemen mutu (variabel X) yang
berpengaruh terhadap biaya mutu (variabel Y) secara parsial maupun secara
simultan (bersama-sama). Persamaan umum model regresi linier yang menggunakan
lebih dari satu variabel bebas adalah:
Hasil Analisa
Setelah dilakukan
analisis regresi didapatkan model sebagai berikut:
Dari output di atas diperoleh hasil bahwa tidak ada
variabel yang signifikan, hal ini dilihat dari nilai p value yang > dari
0,05. Karena tidak ada variabel yang signifikan, maka dilakukan pengujian
multikolinearitas, untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat kasus
multikolinear (ada korelasi antar variabel bebas). Berdasarkan hasil analisis
korelasi yang telah dilakukan terdapat indikasi adanya kasus multiolinear, hal
ini dapat dilihat dari nilai VIF yang > 10. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan pemodelan regresi yang baik digunakan metode stepwise regression.
Dengan menggunakan metode stepwise regression didapatkan model regresi sebagai berikut:
Berdasarkan penentuan model di atas maka selanjutnya
dapat dianalisa kontribusi dari masing-masing variabel bebas.
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu
yang memadai, adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai, serta ketersediaan fasilitas dan peralatan
yang memadai mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap biaya umum.
Dari tabel diatas terlihat bahwa variabel
ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu (X1) mempunyai kontribusi yang
paling besar, menjadi indikasi bahwa dalam penerapan sistem manajemen mutu
memiliki pengaruh besar pada biaya mutu.
Begitu pula dengan variabel adanya pengendalian
terhadap dokumen dan record yang memadai (X2), mempunyai kontribusi yang cukup
besar terhadap biaya mutu. Tetapi, dari model regresi yang didapat, dinyatakan
bahwa variabel X2 berpotensi menambah biaya mutu.
Sumber:
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12570-Paper.pdf